BAB II
LANDASAN
TEORI
2.1 Pengertian
jasa
Jasa pelayanan merupakan suatu
kinerja penampilan, tidak berwujud dan cepat hilang dapat dirasakan daripada
dimiliki, serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses
mengkonsumsi jasa tersebut. Dalam strategi pemasaran, definisi jasa harus
diamati dengan baik, karena perngertiannya sangat berbeda dengan produk berupa
barang. Kondisi dan cepat lambatnya pertumbuhan jasa akan sangat bergantung
pada penilaian pelanggan terhadap kinerja atau penampilan yang di tawarkan oleh
pihak produsen.
2.1.1 Karakteristik
jasa
Menurut Philip Kotler (2002 :
488) jasa memiliki empat karakteristik utama yang sangat memperngaruhi
rancangan pemasaran yaitu:
1. Tidak berwujud (Intangibility)
Yaitu bahwa jasa bersifat
tidak berwujud, tidak seperti produk fisik, jasa tidak dapat dilihat, dirasa,
diraba, didengar, atau di cium sebelum jasa itu dibeli.
2. Tidak terpisahkan (Inseparability)
Umumnya jasa dihasilkan dan
dikonsumsi secara bersamaan. Tidak seperti barang fisik yang diproduksi,
disimpan dalam persediaan, didistibusikan melewati berbagai penjual, dan
kemudian baru dikonsumsi.
3. Bervariasi (Variability)
Jasa tergantung pada siapa
yang menyediakan serta kapan dan di mana jasa itu diberikan, jasa sangat
bervariasi.
4. Mudah lenyap (Devishability)
Bahwa jasa tidak bisa disimpan
atau daya tahan suatu jasa tergantung pada situasi yang diciptakan oleh
berbagai factor.
2.1.2 Pengelolaan
Mutu Jasa
Sebuah
perusahaan jasa dapat menenangkan persaingan dengan menyampaikan secara
konsisten layanan yang bermutu lebih tinggi dibandingkan para pesaing dan yang
lebih tinggi dibandingkan para pesaing dan yang lebih tinggi daripada harapan
pelanggan. Harapan itu dibentuk oleh pengalaman dimasa lalu, pembicaraan dari
mulut ke mulut, dan iklan perusahaan jasa. Setelah menerima jasa itu, pelanggan
membandingkan jasa yang dialami dengan jasa yang diharapkan. Jika yang dialami
berada dibawah jasa yang diharapkan, maka pelanggan tidak berminat lagi
terhadap penyedia itu. Sebaliknya, jika jasa yang dialami memenuhi atau
melebihi harapan, mereka akan menggunakan penyedia jasa itu.
Terhadap lima kesenjangan yang mengakibatkan
kegagalan penyampaian jasa, yaitu:
1. Kesenjangan antara harapan konsumen dan persepsi manajemen.
Bahwa manajemen tidak selalu memahami benar apa yang
menjadi keinginan pelanggan.
2. Kesenjangan antara persepsi manajemen dan spesifikasi kualitas jasa.
Manajemen mungkin benar dalam memahami keinginan pelanggan, tetapi tidak
menetapkan standar pelaksanaan yang spesifik
3. Kesenjangan antara spesifikasi kuliatas jasa dan penyampaian jasa. Para
personil mungkin tidak terlatih baik dan tidak mampu memenuhi standar.
4. Kesenjangan antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal. Harapan
konsumen dipengaruhi oleh pernyataan yang dibuat wakil-wakil dan iklan
perusahaan.
5. Kesenjangan antara jasa yang dialami dan jasa yang diharapkan. Terjadi
bila konsumen mengukur kinerja perusahaan dengan cara yang berbeda dan memiliki
persepsi yang keliru mengenai kualitas jasa.
Menurut Philip Kotler terdapat llima
determinan kualitas jasa yang dapat dirincikan sebagai berikut Philip:
1. Keandalan ( Realiability ) yaitu kemampuan untuk melaksanakan jasa yang
dijanjikan secara terpercaya dan akurat.
2. Keresponsifan ( Responsiveness ) adalah kamuan untuk membantu pelanggan
dan memberikan jasa dengan cepat atau ketanggapan.
3. Keyakinan ( Confidence ) adalah pengetahuan dan kesopanan karyawan
serta kemampuan mereka untuk menimbulakan kepercayaan dan keyakinan atau
assurance.
4. Empati ( Empaty ) adalah syarat untuk peduli, memberi perhatian pribadi
bagi pelanggan.
5. Berwujud ( Tangible ) adalah penampilan fasilitas fisik, peralatan,
personel dan media komunikasi.
Perusahaan jasa yang
dikelola dengan sangat baik memiliki sejumlah persamaan, diantaranya adalah:
1. Konsep strategis
Dimana perusahaan jasa ternama terobsesi terhadap
pelanggan.mereka memiliki pengertian yang jelas mengenai pelanggan sasaran dan
kebutuhan pelanggan. Mereka mengembangkan strategi khusus untuk memuaskan
kebutuhan itu.
2. Komitmen manajemen puncak
Perusahaan memiliki komitmen yang menyeluruh terhadap mutu
jasa. Manajemen tidak hanya melihat prestasi financial bulanan tetapi juga
kinerja layanan.
3. Standar Tinggi
Para penyedia jasa terbaik menetapkan standar mutu jasa
yang tinggi.
4. Sistem pemantauan
Perusahaan jasa mengaudit kinerja jasa, kinerja mereka
sendiri dan pesaing, secara teratur. Mereka menggunakan sejumlah cara untuk
mengukur kinerja, belanja perbandingan, formulir saran, dan keluhan, tim audit
jasa, dan surat kepada pemimpin perusahaan.
5. Memuaskan keluhan pelanggan
Berbagai penellitian tentang ketidakpuasan pelanggan
menunjukkan bahwa para pelanggan tidak puas dengan sekitar 25% dari keseluruhan
pembelian mereka pada tetapi hanya 5% yang mengeluh
6. Memuaskan karyawan sekaligus pelanggan.
Jadi perusahaan jasa yang berhasil berhasil memfokuskan
perhatiannya pada karyawan dan pelanggan, mereka memahami rantai pelayanan
laba, yang menghubungkan laba perusahaan jasa dengan kepuasan karyawan dan
pelanggan. Rantai ini terdiri dari:
1. Layanan yang sehat mendatangkan laba dan pertumbuhan kinerja superior
perusahaan jasa
2. Pelanggan yang puas dan loyal
3. Nilai pelayanan lebih besar
4. Karyawan jasa yang puas dan proaktif
5. Mutu pelayanan internal seleksi dan pelatihan karyawan yang superior,
lingkungan kerja bermutu, dan dukungan kuat bagi mereka yang berhadapan dengan
pelanggan.
2.1.3 Kualitas
Pelayanan
Kualitas adalah sebuah kata yang
bagi penyedia jasa merupakan suatu yang harus dikerjakan dengan baik. Aplikasi
kualitas sebagai sifat dari penampilan produk atau kinerja merupakan bagian utama
strategi perusahaan dalam rangka meraih keunggulan yang berkesinambungan, baik
sebagai pemimpin pasar ataupun strategi untuk terus tumbuh.
Keunggulan suatu produk atau
jasa adalah tergantung dari keunikan serta kualitas yang diperlihatkan oleh
jasa tersebut, apakah sudah sesuai dengan harapan dengan keinginan pelanggan.
Philip Kotler
membagi macam-macam jasa sebagai berikut:
a.
Barang berwujud murni
Disini
hanya terdiri dari barang berwujud seperti sabun, shampoo, tidak ada jasa yang
menyertai produk tersebut.
b.
Barang berwujud yang disertai jasa
Disini
terdiri dari barang berwujud yang disertai dengan satu atau lebih jasa untuk
mempertinggi daya tarik pelanggan.
c.
Campuran
Disini
terdiri dari barang dan jasa dengan proporsi yang sama. Contohnya restoran yang
harus didukung oleh makanan dan pelayanannya.
d.
Jasa utama yang disertai barang
dan jasa tambahan. Disini terdiri dari jasa utama dengan jasa tambahan dan
barang pelengkap. Contohnya penumpang pesawat terbang membeli jasa
transportasi. Mereka sampai di tempat tanpa sesuatu hal berwujud yang
memperlihatkan pengeluaran mereka.
e.
Jasa murni
Disini
hanya terdiri dari jasa. Contohnya jasa menjaga bayi, psikoterapi.
2.1.4 Pengertian
Kepuasan Konsumen atau Pelanggan
Faktor
penting yang harus diperlihatkan oleh pihak manajemen adalah kepuasan konsumen
atau pelanggan-pelanggan. Jika pelanggan tidak merasa puas, maka ia akan
menghentikan dan berpindah ke tempat yang lebih baik. Semua upaya yang akan
dilakukan untuk mencapai mutu dan memberikan pelayanan yang unggul tidak ada
artinya sama sekali jika anda berusaha untuk memuaskan pelanggan.
Menurut
Philip Kotler kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul
setelah membandingkan antara presepsi atau kesannya terhadap kinerja atau hasil
suatu produk dan harapan-harapannya.
Menurut
J. Supranto (2001 : 224) kepuasan pelanggan merupakan perbedaan antara harapan
dan kinerja yang dirasakan. Jadi, pengertian kepuasan pelanggan berarti bahwa
kinerja suatu barang sekurang-kurangnya sama dengan apa yang diharapkan.
Menurut
Husein Umar (2003 : 50) kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan konsumen
setelah membandingkan dengan harapannya.
Kepuasan
pelanggan dapat diukur. Pada hakekatnya pengukur kepuasan konsumen pelanggan
menyangkut penentuan tiga factor, J. Supranto (2001 : 224) :
- Pilihan
tentang ukuran kinerja yang tepat.
- Proses
pengukuran secara normative.
- Instrumendan
teknik pengukuran yang dipergunakan untuk menciptakan suatu indicator.
Beberapa jenis ukuran
kinerja sebagai berikut J. Supranto (2001 : 224)
- Ukuran
kinerja deskriptif yang menyediakan wawasan tentang operasi suatu system
tanpa menilai kualitas dari operasi itu.
- Ukuran
kinerja evaluatif menyediakan suatu norma atau ukuran yang dipergunakan
sebagai pedoman atau menilai situasi yang sebenarnya.
- Ukuran
kinerja ekonomis merupakan bagian dari kinerja evaluatif yang berlandaskan
norma ekonomis.
2.1.5 Pengertian
Bauran Pemasaran
Jangkauan
pemasaran sangat luas, berbagai tahap kegiatan harus dinilai oleh barang dan
jasa sebelum ke tangan konsumen, sehingga ruang lingkup kegiatan yang luas itu
di sederhanakan menjadi 4 (empat) kebijakan pemasaran yang lazim disebut
sebagai bauran pemasaran. Masing-masing penjelasan dipaparkan berikut ini :
- Produk
(product)
Produk adalah suatu
yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, untuk dibeli,
digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan.
Yang termasuk dalam produk selain berbentuk fisik juga jasa atau layanan.
- Harga
(Price)
Harga adalah sejumlah
nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan
produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui
tawar-menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap
semua pembeli.
- Distribusi
(Place)
Sebagian besar
produsen menggunakan perantara pemasaran untuk memasarkan produk khususnya
barang dengan cara membangun suatu saluran distibusi, yaitu sekelompok
organisasi yang saling tergantung dalam keterlibatan mereka pada proses yang
memungkinkan suatu produk atau jasa tersedia bagi penggunaan atau konsumsi oleh
konsumen atau pengguna industrial
- Promosi
(Promotion)
Pemasaran tidak hanya
membicarakan mengenai produk, harga produk dan mendistribusikan produk ini
kepada masyarakat agar produk itu dikenal dan ujung-ujungnya dibeli. Untuk
mengkomunikasikan produk ini perlu disusun suatu strategi yang sering disebut
dengan strategi Bauran Promosi (Promotion-Mix) yang terdiri atas 4 (empat)
komponen utama, yaitu periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion),
hubungan masyarakat (public relations) dan penjualan perorangan (personal
selling). Periklanan : merupakan tiap-tiap bentuk penyajian dan promosi bukan
pribadi yang dibayar, mengenai gagasan, barang atau jasa oleh sponsor yang
teridentifikasi. Promosi Penjualan : adalah intensif jangka pendek untuk
meningkatkan pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa di mana pembelian
diharapkan dilakukan sekarang juga. Hubungan masyarakat : bertujuan membangun
hubungan yang baik dengan public perusahaan dengan menghasilkan publisitas yang
menyenangkan, menumbuh kembangkan suatu “citra perusahaan” yang baik, menangani
atau melenyapkan desas-desus, cerita, dan peristiwa yang tidak menyenangkan.
Penjualan Perorangan : manajemen armada penjual (para wiraniaga) adalah
analisis, perencanaan, implementasi dan pengendalian atas kegiatan para
wiraniaga.
- People
Semua orang yang
merupakan anggota atau karyawan dari suatu perusahaan yang ikut memasarkan
produk jasa dari perusahaan tersebut.
- Proses Kerja
Yang dimaksud disini proses
kerja dari suatu produk jasa, proses kerja tiap-tiap jasa pelayanan berbeda
satu sama lain.
- Physical
Evidence
Meliputi penampilan
fasilitas fisik, kebersihan, kerapuhan, kenyamanan ruang dan juga kebersihan,
kerapihan penampilan karyawan.
2.2 Alat
Analisis
2.2.1 Statistik
Deskriptif
Uji
Deskriptif dalam melakukan penelitian ini, penulis mengumpulkan data dengan
cara inferensi yang di gambarkan melalui hubungan antara populasi dan sample.
Populasi
: menghimpun seluruh pelanggan yang berkunjung selama periode bulan Januari –
Februari 2014
Sampel
: menghimpun 50 penggan yang menerima daftar pertanyaan atau kuesioner.
2.2.2 Skala
Likert :
Skala
likert merupakan jenis skala yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian
(Fenomena social spesifik), seperti sikap, pendapat, dan persepsi social
seseorang atau kelompok orang.
Variabel
penelitian yang diukur dengan skala likert ini dijabarkan menjadi indicator
variabel yang kemudian dijadikan titik tolak penyusunan item-item instrument,
bisa berbentuk pernyataan. Jawaban setiap item instrument ini, memiliki
tingkatan dari yang tertinggi (sangat positif) sampai pada terendah (sangat
negatif).